Rabu, Desember 30, 2009

Anugerah Konstitusi

Barangkali hal yang paling membahagiakan bagi diri saya, di awal langkah baru di SDN Wonosari I adalah ketika menerima Anugerah dari Mahkamah Konstitusi (MK) yang bertajuk Anugerah Konstitusi Bagi Guru PKn Terbaik Tingkat Nasional tahun 2009. Meski saya maju sebagai Finalis pada kegiatan tersebut masih berstatus sebagai guru di SDN Soka, Wonosari. Ini bisa dimaklumi karena sampai saat ini pun, Surat Keputusan Bupati Gunungkidul tentang mutasi dari SDN Soka ke SDN Wonosari I, belum saya terima, sehingga secara hukum, status kepegawaian saya masih di tempat yang lama (SD Soka).
Penghargaan ini berawal dari Diklat PKn SD Jenjang Dasar yang dilaksanakan oleh PPPPTK PKn/IPS Malang, yang saya ikuti pada tahun 2008. Pada diklat ini alhamdulillah saya masuk peringkat III. Dari sinilah sehingga bulan Oktober 2009, saya mendapat panggilan dari Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK), Depdiknas untuk mengikuti Seleksi Calon Penerima Anugerah KOnstitusi 2009 Bagi Guru PKn Terbaik Tingkat Nasional.
Menurut MKOnline – Bagi Mahkamah Konstitusi (MK), peranan para guru terutama guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sangat penting dalam upaya memberikan pemahaman dan pendidikan kesadaran berkonstitusi kepada masyarakat melalui pendidikan sejak dini di bangku sekolah. Untuk itu, MK mempersembahkan Anugerah Konstitusi bagi para guru PKn berprestasi dari seluruh Indonesia.
Dalam acara ini, terpilih 18 Guru Pendidikan Kewarganegaraan terbaik dari 45 finalis yang berasal dari seluruh Indonesia untuk menerima Anugerah Konstitusi 2009. Para penerima anugerah tersebut terbagi dalam tiga kategori satuan pendidikan, yakni Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah, (MTs) serta Sekolah Menengarh Atas (SMA/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah (MA).
Anugerah Konstitusi 200 bagi Guru PKn tingkat nasional kategori SD/MI diraih oleh Eko Pramono, Winarto, dan Lousiane M. Sementara Anugerah Konstitusi bagi Guru PKn Tingkat Nasional Kategori SMP/MTs berhasil diraih oleh Samsuar Sinaga, Dian S, dan Susi. Sedangkan untuk kategori SMA/SMK/MA, penghargaan jatuh pada Harwanto, Aisyatun, dan Arief Kriswahyudi.
Penghargaan diberikan langsung oleh Ketua MK, Moh. Mahfud MD, dan Wakil Ketua MK, Abdul Mukthie Fadjar, bertepatan dengan Hari Guru Nasional 2009, Rabu (25/11) di gedung MK, Jakarta.
Saat menyampaikan sambutannya, Mahfud menilai peranan guru PKn sangat penting dalam rangka mewujudkan pendidikan sadar berkonstitusi di masyarakat. “Pemberian Anugerah Konstitusi 2009 ini merupakan salah satu wujud perhatian MK kepada para guru PKn,” jelas Mahfud.
Penghargaan ini, lanjut Mahfud, diharapkan dapat mendorong para guru PKn untuk lebih memperdalam wawasan mengenai konstitusi. “Pemahaman tersebut nantinya akan digunakan untuk mendidik para siswa mengenai budaya sadar berkonstitusi,” ujarnya.
Budaya sadar berkonstitusi, menurut Mahfud, bukan hanya sekadar paham mengenai konstitusi tetapi juga melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. “Oleh karena itu, para guru di sini diharapkan tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik agar para siswa sadar berkonstitusi. Hal itu merupakan modal bagi kelangsungan bangsa jika dilihat dari sisi konstitusi,” tambahnya.
Anugerah Konstitusi 2009 bagi Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Terbaik Tingkat Nasional yang digelar dalam rangka menyambut Hari Guru Nasional 2009 ini merupakan kerjasama antara MK dengan Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama.

Selasa, Desember 29, 2009

Duhai Istriku ...

Istriku ... Ingin kusentuh dengan lembut wajahmu, karena keharuanku ketika engkau memperlakukan buah hati kita, buah cinta suci kita. Ketika engkau bercanda dengan anak-anak kita, ketika engkau tertawa bersama mereka, ketika engkau memeluk mereka, dalam dadaku bergemuruh rasa syukur yang tiada henti, rasa bahagia yang bagaikan air pegunungan yang sejuk menyiram tubuhku. Aku bersyukur memilikimu duhai istriku, aku bahagia dapat bersanding dengan seorang wanita sempurna seperti dirimu. Wanita bersahaja namun perkasa dalam setiap langkah cinta kita, wanita yang selalu tersenyum pada suaminya, meski aku tahu, guratan kelelahan menyelimuti wajah teduhmu. Duhai istriku ... ketika sang waktu berjalan dengan tergesa-gesa meninggalkan semua yang ada, aku takkan pernah gelisah karena engkau selalu berada di sampingku, membelai, meneduhkan hati dan menjadi teman bercerita yang sangat akrab.
Istriku .... di penghujung tahun ini, bukan bunga mawar yang kupersembahkan padamu, bukan seuntai cincin yang gemerlap di jemarimu, bukan harta benda yang ingin kuberikan. Aku hanya ingin memberikan cinta dan hati ini seutuhmu untukmu, wahai istriku, wanita sempurna yang telah menjadi bagain hidupku.
AKU MENCINTAIMU DIK UNUK, dengan cinta yang semurna, cinta takkan pernah terampas oleh siapapun ..
Dik, ingin kubisikkan sekali lagi : AKU MENCINTAIMU, I LOVE YOU, ANYMORE AND ANYTIME.

Cinta itu semakin kuat

Dik... Engkau ibarat rembulan di malam yang gelap di mana semua cahaya mulai meredup dan hilang dalam pandangan. Engkau bagaikan setitik sinar yang mampu menembus relung-relung mataku dan menuntun untuk menatapmu lebih dalam. Engkaulah wanita sempurna yang dikirimkan oleh Alloh untuk mendampingi hidupku, meneruskan keturunanku, dan yang pasti : engkau telah menjadi bagian tak terpisahkan dari diriku.
Dik, ini bukan sekedar kata-kata hampa tanpa makna, bukan pula kata-kata rayuan yang hanya untuk menyenangkan hatimu semata, namun semua yang kutuliskan di sini adalah ungkapan yang paling dalam dari lubuk hatiku.

Kerendahan Hati (Bagian 1)

Tanggal 26-30 Desember 2009, penulis bersama Kepala SD Wonosari I, Bapak Drs. Janurisman, dan Ibu Parni, S.Pd, mengikuti Pelatihan Program Penjaminan Mutu Pendidikan Bagi Guru, di sebuah hotel, di wilayah Umbulharjo, Yogyakarta yang dilaksanakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Daerah Istimewa Yogyakarta. Kalau saya bercerita tentang jalannya pelatihan tersebut tentu bukanlah sesuatu yang istimewa bagi pembaca, pelatihan bagi guru adalah hal yang sangat biasa. Namun ada sesuatu yang menjadi istimewa dengan adanya sebuah kejadian kecil berikut.

Mungkin karena bersamaan dengan waktu liburan, hotel penuh oleh pengunjung yang menginap. Ditambah dengan datangnya rombongan Darma Wisata, salah satu SMP dari Ciamis, Jawa Barat, sebanyak 6 bis. Suatu sore, hari ke-2 menjelang sesi malam, ketika para peserta dengan mengenakan baju batik telah bersiap-siap menuju ruang pelatihan, seorang peserta pelatihan tiba-tiba didatangi oleh salah seorang Ibu guru SMP dari Ciamis.

“Pak, ada 3 murid saya yang tidak makan nasi”, tanpa basa-basi Ibu Guru tadi langsung mencuahkan keluhannya. Mungkin dalam pikirannnya peserta pelatihan tadi adalah petugas hotel. Jawaban apa yang akan diberikan oleh peserta pelatihan terhadap keluhan Ibu guru tadi. Mungkin dalam pikiran pembaca akan sama dengan pikiran saya. Saat itu yang terlintas dalam pikiran saya, peserta pelatihan akan menjawab, “Maaf bu, saya tidak tahu”, atau “Maaf bu saya bukan petugas hotel”, atau bahkan dengan bahasa yang lebih halus peserta tadi akan menjawab, “Mohon maaf Bu karena saya bukan petugas hotel, Ibu bisa bertanya ke resepsionis yang berada di sebelah sana, Bu”

Apa yang saya pikirkan ternyata meleset 100%, peserta pelatihan tersebut dengan sangat sopan menjawab.

“Iya, bu, ada yang bisa saya bantu?”

“Begini pak, ada 3 murid saya yang tidak makan nasi”.

“O ya Bu, terima kasih, lantas apakah mereka terbiasa makan mie, kentang, atau makanan lain?”

“Semua bisa pak asal bukan nasi”, lanjut Ibu guru.

“Baik bu, nanti saya sampaikan ke menejemen hotel keluhan ibu ini, ada lagi yang bisa saya bantu bu?”

“Saya kira cukup Pak, terima kasih Pak”.

Percakapan itu usai sudah, dan peserta pelatihan bergegas menuju resepsionis, untuk menyampaikan keluhan “salah alamat” tadi. Ketika Sang Ibu Guru mengetahui bahwa dia salah menyampaikan keluhan, mendadak wajahnya memerah menahan malu.

Apa yang bisa dipetik dalam peristiwa kecil di atas?

Barangkali dalam kondisi normal dan spontan, apabila kita mengalami peristiwa di atas, akan melakukan ucapan berikut “Mohon maaf Bu, saya bukan petugas hotel” atau kalimat senada lainnya. Namun yang ditampilkan oleh peserta pelatihan yang rela “berpura-pura” sebagai petugas hotel dan melayani keluhan Ibu Guru merupakan cerminan kedewasaan diri yang tinggi. Beliau mampu menekan egonya dan menempatkan diri untuk menutupi rasa malu dan memenuhi keluhan Bu Guru.


Dapatkah anda melakukan hal ini? Pasti bisa!

Jumat, November 06, 2009

Ketika langkah pertama terayun

Ketika kaki kecil ini mengayunkan ke tapak-tapak baru
aku terhenyak
karena udara yang kuhirup terasa sangat menyegarkan
hingga tulang-tulang lelahku
kembali menggeliat
dialiri semangat yang menderu ....

1 Oktober 2009 aku benar-benar melangkahkan kaki, memasuki pintu gerbang SD Wonosari I, unjuk muka kepada Bapak Kepala Sekolah, sambil membawa secarik Surat Tugas dari UPT TK dan SD Kecamatan Wonosari.
Pagi itu adalah pagi pertama aku melangkahkan kaki ke tempat yang baru, dan meninggalkan sekolahku yang lama, SD Soka, yang telah 9 tahun aku mengabdi di sana. Ada rasa haru, bangga, bahagia, canggung, mengharu-biru bercampur jadi satu ke dalam batinku.

Namun satu keyakinan telah tertancap di dadaku, aku akan mengabdi lebih baik lagi, demi murid-muridku, generasi muda calon-calon pemimpin bangsa ....

Sekelumit kisah langkah baruku ...

Terhitung mulai tanggal 1 Oktober 2009, oleh Bapak Kepala UPT TK dan SD Kecamatan Wonosari, aku dipindahtugaskan/mutasi sementara ke SD Wonosari I. Di sisi lain ada kebanggan tersendiri ketika menerima penugasan yang baru ini, karena SD Wonosari I, adalah satu-satunya SD Rintisan Bertaraf Internasional di Gunungkidul (Lha iya to mas... gak baca UU po...? yang namanya SBI ato RSBI itu sekurang-kurangnya 1 di tiap kabupaten/kota), namun di sisi lain juga mengandung beban moral, tanggungjawab dan kerja keras yang tidak ringan.

Sebenarnya rencana mutasi ini sudah lama aku ketahui, menjelang Uji Kompetensi Program Sertifikasi Guru, secara informal Bapak Kepala UPT menawarkan formasi baru di SD-ku sekarang. Namun dengan bahasa yang halus, diriku masih bisa menolak dengan alasan masih menyelesaikan studi.

Hingga pada hari Kamis, 27 Agustus 2009, aku terlibat diskusi yang sangat menarik dengan Bapak Kepala UPT di kantor UPT TK SD, mulai dari membahas permasalahan profesionalisme guru, pendidikan secara umum, peningkatan kinerja Pendidik dan Tenaga Kependidikan, sampai pada topik-topik yang ringan dan humanis. Muara diskusi ini beliau bertanya, "Kapan Pak Eko punya waktu?". Pertanyaan ini sebenarnya kalimat terpotong, yang dapat saya tafsirkan sebagai "Kapan Pak Eko punya waktu untuk segera mutasi ke SD Wonosari I?"
Pertanyaan beliau saya jawab dengan agak diplomatis, "Sebenarnya surat penyerahan dari dekan USD sudah saya bawa Pak, kalau Bapak berkenan besok bisa saya serahkan".
"Bukan itu yang saya harapkan Pak, bukan sekedar administratif belaka, tetapi kapan Pak Eko benar-benar sudah punya waktu luang?"
Dengan mantap saya jawab, "Mulai 5 September 2009 Pak".

Cerita selengkapnya, seperti di awal tulisan ini, akupun melangkah ke SD Wonosari I, karena tanggal 28 September 2009 aku menerima penugasan di tempat yang baru .... SD RSBI Wonosari I.

Sekian lama aku tidak menyentuhmu ...

Sekian lama aku tidak menyentuhmu ...
Sebuah ungkapan yang pantas kutujukan pada Blog tercintaku ini. Setelah lepas dari Program Sertifikasi guru Dalam Jabatan Melalui Jalur Pendidikan, kerjasama Dirjen Dikti dan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Aku tidak pernah menyentuh, mengedit, apalagi menambah/mengupdate tulisan dalam blog ini.

Sesekali memang saya membukanya hanya sekedar mengobati rasa rindu di hati. Ada perasaan bahagia, teduh dan tenang, saat melihat tampilan blog ini yang didominasi oleh warna pink, warna lambang cinta yang abadi.

Hingga malam ini, aku tergerak untuk kembali membelai, menyentuh dan selalu mengupdate blog ini. Semoga gerakan hati ini, akan berlanjut di masa-masa yang akan datang, sehingga blog ini semakin bertambah subur dan tentunya .... Tidak menjemukan bagi yang berkenan membukanya ...

Salam penuh cinta ....

Minggu, Juli 19, 2009

Tentang persahabatan

Mungkin kata yang paling banyak terucapkan di antara kita adalah persahabatan. Memang setelah berinteraksi dan berhubungan selama kurang lebih setahun, masing-masing pribadi akhirnya bisa saling mengerti, memahami dan ada rasa saling membutuhkan. Dalam kerangka perkuliahan dan di antara beban tugas yang sangat berat, kebutuhan akan interaksi antarpribadi adalah hal yang tidak dapat terelakkan. Coba tengok pengertian dan ulasan wikipedia tentang persahabatan.

Persahabatan atau pertemanan adalah istilah yang menggambarkan perilaku kerja sama dan saling mendukung antara dua atau lebih entitas sosial. Artikel ini memusatkan perhatian pada pemahaman yang khas dalam hubungan antar pribadi. Dalam pengertian ini, istilah "persahabatan" menggambarkan suatu hubungan yang melibatkan pengetahuan, penghargaanafeksi. Sahabat akan menyambut kehadiran sesamanya dan menunjukkan kesetiaan satu sama lain, seringkali hingga pada altruisme. selera mereka biasanya serupa dan mungkin saling bertemu, dan mereka menikmati kegiatan-kegiatan yang mereka sukai. Mereka juga akan terlibat dalam perilaku yang saling menolong, seperti tukar-menukar nasihat dan saling menolong dalam kesulitan. Sahabat adalah orang yang memperlihatkan perilaku yang berbalasan dan reflektif. Namun bagi banyak orang, persahabatan seringkali tidak lebih daripada kepercayaan bahwa seseorang atau sesuatu tidak akan merugikan atau menyakiti mereka. dan

Nilai yang terdapat dalam persahabatan seringkali apa yang dihasilkan ketika seorang sahabat memperlihatkan secara konsisten:

Seringkali ada anggapan bahwa sahabat sejati sanggup mengungkapkan perasaan-perasaan yang terdalam, yang mungkin tidak dapat diungkapkan, kecuali dalam keadaan-keadaan yang sangat sulit, ketika mereka datang untuk menolong. Dibandingkan dengan hubungan pribadi, persahabatan dianggap lebih dekat daripada sekadar kenalan, meskipun dalam persahabatan atau hubungan antar kenalan terdapat tingkat keintiman yang berbeda-beda. Bagi banyak orang, persahabatan dan hubungan antar kenalan terdapat dalam kontinum yang sama.

Disiplin-disiplin utama yang mempelajari persahabatan adalah sosiologi, antropologi dan zoologi. Berbagai teori tentang persahabatan telah dikemukakan, di antaranya adalah psikologi sosial, teori pertukaran sosial, teori keadilan, dialektika relasional, dan tingkat keakraban. Lihat Hubungan antar-pribadi

Sumber : id.wikipedia.org

Sabtu, Juli 04, 2009

Mengapa kita perlu mengingat sebuah kenangan?

Siapa pun anda pasti mempunyai kenangan hidup. Baik yang berupa kenangan manis maupun kenangan pahit. Kenangan yang telah terpatri di hati takkan mudah terhapus oleh apa pun. Meski kita berusaha menghilangkan dari hati dan pikiran kita, namun kenangan itu akan tetap ada dan bersemayam di kehidupan anda.
Memang, dengan berjalannya rentang waktu, sebuah kenangan akan tersisih "sementara" dan tidak teringat oleh anda. Namun apakah kenangan itu akan hilang begitu saja? Jawabannya : TIDAK! Kenangan itu tetap ada di tempatnya.

Sebagai manusia yang di dalamnya "terbalut dengan rasa dan perasaan" pada saat-saat tertentu kita perlu mengingat dan membuka kembali kenangan-kenangan yang pernah ada pada kehidupan kita. Apabila kenangan yang terbuka adalah kenangan manis mungkin tidak menjadi masalah. Namun apabila yang terbuka justru kenangan buruk atau kenangan menyakitkan. Kan bisa berabe!
Apalagi setelah kenangan pahit tersebut terbuka justru menghantui hidup anda, tentu akan lebih parah lagi.
Sebenarnya Anda bisa memanipulasi sebuah kenangan pahit supaya kenangan itu tidak terus-menerus mengganggu pikiran dan kehidupan anda, dengan cara menghadirkan sebuah kenangan manis yang baru.

Kembali ke judul tulisan ini, mengapa kita perlu mengingat sebuah kenangan? Saya tidak ingin berteori yang muluk-muluk yang bisa membuat dahi anda berkerut lebih lama. Sebuah kenangan baik itu pahit atau manis, kalau anda dapat menangkap makna dan hakekatnya, sebenarnya mempunyai sebuah tenaga yang luar biasa bagi kita untuk bertindak yang lebih baik dari kenangan tersebut. Disadari atau tidak, ketika kita teringat sebuah kenangan, maka hati dan perasaan kita akan muncul sebuah keinginan : Aku harus melebihi apa yang telah diperbuat.

Oke anda bingung memikirkan tulisan ini? Kalau jawabannya : Ya, maka segera hentikan membacanya, karena saya kwatir kebingungan anda akan meningkat menjadi kenangan pahit yang menghantui hidup anda terus-menerus.

Jumat, Juni 26, 2009

Ketegaran seorang sahabat


Pagi itu, Jumat, 26 Juni 2009.
Hari masih sangat pagi, matahari masih enggan keluar dari peraduannya dan embun asyik mendinginkan suasana. Udara yang terasa menusuk tulang, liar menyelimuti tubuh lelah ini. Hari itu aku janjian dengan seorang sahabat PPS, sebut saja namanya Bu Umi. Kami berjanji akan bertemu di Fakultas Ekonomi untuk menemui Pak Harsoyo, dosen TIK, meminta bahan ujian akhir semester.

Kami janjian bertemu sebelum pukul 06.30. Mungkin waktu segitu tidak masalah bila perjalanannya hanya dekat. Tetapi karena asal saya dari Gunungkidul, maka mau tidak mau saya harus banguin sebelum pukul 04.00 dan bersiap-siap "menepati janji" yang telah kami buat.
Hari memang masih sangat pagi ketika kujalankan motor menebus pekatnya kabut dan dinginnya udara pegunungan.

Tidak ada yang istimewa ketika kami bertemu. Setelah mencopy file bahan ujian. Aku lihat beliau "sibuk" menelepon beberapa relasi dan suaminya. Demi privacy saya sengaja menghindar supaya beliau bebas bicara (meski saya tidak menjauh pun, saya yakin Bu Umi tidak akan keberatan karena beliau orangnya sangat fair, ekstrovets dan tidak begitu formalitas). Untuk mengisi waktu, kami membuka-buka blog yang telah dibuat sebagai tugas akhir Mata Kuliah TIK. Mendadak beliau berteriak penuh keheranan ketika tahu di blog-nya belum terisi apa-apa, padahal beberapa minggu yang lalu kami bertiga -bersama Bu Rismi- telah membuat dan mengisi blog tersebut.

Denga agak tergesa-gesa beliau menulis karangan yang pernah diketiknya.
Apa yang membuat saya tertarik menuliskan kisah ini di blog? Ternyata saat itu Bu Umi baru menunggui kakaknya yang berada di rumah sakit, tugas dari desa yang harus segera diselesaikan, sementara tugas rapat dinas di kabupaten sudah menunggu. Mungkin hari yang sangat sibuk saat itu.

Namun, di antara kesibukan dan beban keluarga yang tidak ringan. Bu Umi masih sempat menyelesaikan tugas kuliah yang sempat tercecer, dan saya pun mendapatkan sebuah gambaran pribadi yang tegar, bersemangat dan pantang menyerah ...

Sebuah Ukiran Kenangan





Waktu terasa begitu singkat ketika kita mulai menapaki menit demi menit terakhir dari program sertifikasi ini. Rasanya baru kemarin kita bertemu di Kampus Pringwulung. Rasanya baru tadi pagi kita saling menyapa, dan rasanya, baru saja kita bercanda. Namun tiba-tiba, mau tidak mau, terpaksa tidak terpaksa, kita harus berhadapan dengan gerbang perpisahan PPS Dua.

Sebentar lagi, kita akan segera meninggalkan kampus yang telah mengukir banyak kenangan ini. Sebentar lagi kita akan berpisah tanpa tahu kapan akan berjumpa lagi, dan sebentar lagi kita takkan dapat lagi saling menyapa, bercanda dan tertawa bersama.

Hanya satu yang akan selalu kita ingat : sebuah ukiran kenangan yang takkan mungkin terlupakan. Ukiran yang selalu teringat dan membekas di hati. Bahwa pernah ada sebuah persahabatan yang sangat manis di antara PPS. Pernah ada sebuah perjuangan bersama, pernah ada sebuah cerita suka dan duka, dan pernah ada sebuah harapan yang mungkin sampai saat ini belum terpenuhi ...

(Tulisan ini diambil dari www.kenanganbersamasahabat.blogspot.com, diunduh tanggal 26 Juni 2009, dengan pengubahan seperlunya).

Selasa, Juni 23, 2009

Pantai Krakal yang bersisi dua, bagiku!

Pantai Krakal yang terletak 23 kilometer arah selatan Gunungkidul barangkali memiliki dua sisi yang berbeda bagiku.
Satu sisi di Pantai Krakal ini pernah terukir kenangan yang sangat manis bagiku
namun di sisi lain kami pernah mencoba -ingin- mencoba mengukir kenangan manis bersama, tetapi gagal. Yang terukir hanyalah kebekuan, kekakuan, kebisuan dan ego yang semakin menggunung.

Memang, sebuah tempat merupakan daerah netral. Dia bisa menjadi sebuah tempat yang selalu kita kenang karena di tempat itu pernah terukir sebuah kenangan indah, atau tempat tersebut justru ingin dilupakan dan terhapus dari ingatan kita karena kelamnya kejadia dan kenangan yang pernah ada.
Sekarang tergantung anda memaknai tempat tersebut. Semoga saja sebauh kenangan manis yang selalu anda dapatkan.

Terlepas dari tulisan di atas, anda patut mempertimbangkan untuk mengunjungi Pantai Krakal ini. Pesona salah satu pantai di Gunungkidul ini tidak diragukan lagi keindahannya. Hamparan pasir putih yang dtimpali dengan gemuruh ombak di atas pantai karang yang indah, akan mampu menghanyutkan anda dalam suasana yang romantis da indah. Tidak percaya?
Silakan berkunjung ke Pantai Krakal, Gunungkidul....

Senin, Juni 22, 2009

Jangan katakan menyerah untuk sebuah cinta

Jangan katakan menyerah untuk sebuah cinta? Mungkin tulisan ini sangat cocok untuk anak-anak muda yang baru saja diserang oleh "badai" asmara atau sedang dimabuk cinta! Kalau anda berpendapat demikian, maka itu sebuah kesalahan besar. Mengapa? Sebuah hal kecil yang sering dilupakan oleh para pasangan suami istri (pasutri) adalah meremehkan bahwa cinta harus diupayakan dan dicari terus-menerus. Selalu diperbarui dan diupayakan untuk selalu mesra dan hangat. Banyak para pasutri yang mengabaikan hal ini. Mereka berpendapat setelah diikat (atau: terikat?) oleh perkawinan maka semua akan baik-baik saja.

Inilah awal mula permasalahan yang sering melanda para pasutri. Yang tanpa mereka sadari telah merasuk dalam sendi-sendi rumah tangga mereka. Maka janganlah meremehkan hal yang satu ini : Jangan pernah menyerah untuk sebuah cinta.
Teruslah berupaya untuk selalu memperbarui cinta yang telah anda dapatkan dengan susah payah ....

Kamis, Juni 18, 2009

Selamat Datang, Sugeng Rawuh

Kami sampaikan ucapan penuh bersahabat, penuh kehangatan, dan penuh keakraban. Selamat datang, sugeng rawuh.... Terima kasih atas kunjungan anda di blog kami. Sebuah kehormatan anda berkenan 'mampir' mengunjungi kami. Memang, tali silaturrahmi, tali persahabatan, dapat dibangun melalui banyak cara dan media.

Blog merupakan salah satu sarana untuk mempererat hal tersebut. Sekali lagi, selamat datang dan sugeng rawuh ....