Rabu, April 06, 2011

Saya keluar dari KPRI...!!!

Senin, 4 April 2011 saya keluar dari Koperasi Pegawai Negeri (KPRI), karena perbedaan prinsip antara saya dan pengurus. Sebuah sejarah telah saya torehkan, karena selama ini belum ada PNS yang berani keluar dari KPRI kecuali karena mutasi tempat tugas. Semoga keputusan yang saya ambil tidak salah!

Itulah status yang saya tulis dalam jejaring sosialn Facebook pada hari Rabu, 6 April 2011. Memang pada hari Senin pagi saya kedatangan seorang pengurus KPRI tempat saya bernaung selama ini. Beliau membawa surat resmi pemberitahuan bahwa Surat Permohonan Berhenti dari Anggota KPRI XXXXXX telah disetujui oleh pengurus. Dalam surat tersebut saya juga diperintahkan untuk mengambil semua simpanan yang ada di koperasi tersebut pada hari itu juga.

Melihat kenyataan tersebut hati saya menjadi lega dan bersyukur. Setelah mengalami pergulatan batin yang cukup lama dan diskusi dengan istri saya berulangkali, setelah melihat, membaca dan merasakan kondisi KPRI XXXXXX yang tidak kondusif lagi saya ikuti, maka pada 21 Februari 2011 secara resmi saya mengirimkan surat pengunduran diri sebagai Anggota KPRI. Surat tersebut saya kirimkan tepat 2 pekan sebelum pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan (RAT). Permohonan tersebut juga saya sampaikan secara lesan pada pelaksanaan RAT, hari Sabtu, 19 Maret 2011.

Sabtu, 19 Maret 2011 sebelum pelaksanaan RAT saya sempat bertemu dengan Sekretaris dan menanyakan kejelasan surat permohonan saya. Saya dipersilakan untuk menghadap salah seorang Pengawas. Maka pada pagi hari itu, sebelum RAT dilaksanakan saya sempat berdiskusi cukup panjang dengan beliau. Gaya bahasa yang kebapakan, dewasa, matang dalam berfikir dan tidak menyalahkan yang ditampilkan oleh bapak pengawas ini, membuat saya nyaman berlama-lama bertukar-pikiran. Bahkan semua alasan yang menjadi dasar pengunduran diri saya secara jelas dan gamblang saya sampaikan kepada beliau. Dari diskusi yang kami lakukan, memang ada sedikit harapan supaya saya tidak keluar dari KPRI dengan berbagai pertimbangan. Namun keputusan saya sudah mantap, ingin keluar dari KPRI dengan segala resiko yang harus saya tanggung. Meski di akhir diskusi tersebut saya katakan kepada Pak Pengawas "Bahwa saya akan taat pada keputusan pengurus".

Pagi itu, Senin 4 April 2011 saya benar-benar lega