Minggu, April 29, 2012

Membangun etos kerja : Sebuah keberanian guru muda

Pagi ini, Minggu 29 April 2012 ketika saya meluncur ke Wates, sebuah kota berjarak 40 KM dari arah Jogja, atau 85 KM arah barat dari rumahku, sebuah SMS masuk ke HPku yang berisi sahabatku mengirimkan sebuah email. Spontan saya langsung membuka email tersebut melalui HP. Kata demi kata saya telusuri dengan penuh keseriusan. Sampai di penghujung email yang dia tulis, seluruh tubuhku dipenuhi oleh rasa kagum yang sangat luar biasa. Email yang telah saya baca sekali tidak memberi kepuasan, hingga akhirnya dengan sedikit celingak-celinguk saya mencari warnet di pinggir jalan untuk mengulangi membaca email tersebut.

Apa yang membuat saya begitu "penasaran" bahkan boleh dikatakan "sangat bernafsu" dengan email tersebut? Hanya satu hal, teman saya tadi telah berbuat sangat luar biasa. Apa yang telah dilakukannya sangat inspiratif dan membutuhkan keberanian yang luar biasa. Sehingga mendorong saya untuk meminta izin kepadanya, supaya berkenan emailnya saya muat ulang pada catatan ini.

Anda penasaran?
Baiklah, dengan seizin beliau saya akan memuat ulang email tersebut, tentunya dengan sedikit perubahan supaya memenuhi kaidah kepenulisan yang tidak menyinggung perasaan seseorang. Bila anda seorang guru, saya sarankan membaca dengan teliti, resapi, dan renungkan apa yang telah dia lakukan.
Oke, tidak berpanjang kata, inilah email yang dia tulis.

Assalamu alaikum wr.wb. Alhamdulillah.....to the point ya..... Waktu itu acara pengukuhan pengawas ujian dan penulis ijazah. Setelah acara usai 2 bapak pengawas sekolah dan satu Ibu pengawas mengajak saya duduk berkumpul satu meja. Beliau ingin mengatahui lebih banyak pengalaman saya mengikuti diklat PKn SD Jenjang Lanjut di PPPTK PKn-IPS Batu, Jawa Timur yang baru saja saya ikuti. Saya bercerita apa adanya,tidak ada yang saya tutup-tutupi, saya kurangi atau saya tambah-tambahi. Setelah sekian lama berbincang-bincang beliau bertiga merasa apa yang saya ceritakan bisa menjadi bahan untuk mewujudkan harapan beliau terhadap perkembangan pendidikan di daerahku tercinta. Apalagi kinerja para guru pun sekarang diperhitungkan. Dalam bercerita saya juga menyampaikan bagaimana penilaian saya sebagai seorang peserta diklat terhadap peseta lain yang berasal dari sebuah kota (mohon maaf dengan beberapa perhitungan, nama kotanya saya hapus -eko) " Saya sangat terkesan dengan sifat dan sikap mereka dalam bergaul, menjalin persaudaraan, tidak pelit dengan ilmu yang dimiliki,bahkan dengan ikhlas membantu temannya yang membutuhkan, dan masih banyak lagi. Hal yang jarang dimiliki oleh guru di daerah kita. Kalaupun ada bisa dihitung dengan jari. Mereka merasa berat menularkan ilmu yang dimiliki, kecuali dengan embel-embel "WANI PIRO". Hal inilah barangkali yang menjadi alasan kenapa SDM guru daerah kita kurang berprestasi. Dalam bergaul pun memilih-milih. Mengukur materi dan status sosial. Jiwa sosial gurunya pun kurang. Mengajar belum tentu bisa mendidik.Terus terang ,saya sangat khawatir dengan pergaulan anak-anak dan pelajar di *********. Kurangnya disiplin dan tata krama kepada yang lebih tua,terutama orang tua. Peserta dari ***** inilah yang menjadi dan memberi inspirasi kepada saya agar bisa menjadi sosok guru yang diharapkan. Saya yakin jika guru-guru di ******** seperti sosok mereka, Insya Allah guru-guru di ******* akan mampu melahirkan anak-anak didik yang berprestasi dan berakhlak mulia. Kemudian kerja sama dari pihak Dinas terkait, juga menjadi nilai tersendiri untuk kemajuan prestasi para guru di *********, tidak ada sistim KKN, tapi berdasarkan prestasi di dalam keberhasilannya mendidik anak-anak didiknya. Maaf Bapak/Ibu Pengawas,saya bukan ingin menilai para guru di ******* tapi garis besarnya seperti itulah gambaran guru-guru kita di ********* Apalagi dengan adanya sertifikasi, mestinya kinerja para guru kan lebih bagus, bukan tambah malas. Hal itulah yang tidak terpantau oleh Pengawas. Karena mereka (para guru ) bisa membeli tenaga orang lain untuk menyelesaikan adminidtrasi mereka. Karena mereka beranggapan uang bisa menyelesaikan segalanya. Bapak/Ibu pengawas tadi juga menyampaikan hal yang sama, beliau sebetulnya sudah mengetahui tentang hal itu, katanya baru saya dan Almarhum Pak Andi yang punya keberanian menyampaikan hal ini. Apa yang saya sampaikan hampir sama dengan yang disampaikan Almarhum Pak Andi. Ya Allah,ampuni hamba,apakah yang saya lakukan ini benar............. saya hanya ingin mereka merubah perilaku agar patut dicontoh oleh anak didik mereka.

Itulah email yang yang berisi cerita dari sahabat saya. Coba anda bayangkan, dia begitu berani menyampaikan sesuatu yang sangat krusial kepada pengawas sekolah. Sebuah kejadian yang jarang terjadi. Saya merenung, 20 tahun menjadi guru, saya belum mempunyai keberanian seperti guru muda ini, yang begitu idealis menyampaikan kebenaran kepada pengawas.

Di pagi yang mulai beranjak siang ini. Di tepi jalan yang saya sendiri tidak tahu di mana letaknya, saya mendapatkan sesuatu yang sangat berharga bagi hidup saya, bagi perjalanan saya sebagai seorang pendidik. Sebuah cerita yang sangat inspiratif. Anda punya komentar? Saya tunggu dengan senang hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar