Kamis, September 30, 2010

Mundur : Pilihan yang terbaik....


Tepat pukul 09.45 saya menuliskan Surat Permohonan Pengunduran Diri sebagai Pimpinan Kontingen Cabang (Pinkoncab) Kwartir Cabang 1203 Gunungkidul pada pelaksanaan Jambore Daerah 2010. Setelah selesai saya meluncur ke Kantor Kwarcab Gunungkidul untuk menyampaikan surat tersebut kepada Ka Kwarcab, melalui Sekretaris Kwarcab. Sebenarnya ada rasa miris dalam hati ketika surat itu saya serahkan, namun mungkin itulah jalan yang terbaik yang harus saya tempuh : Mengundurkan diri.

Alasan pengunduran diri secara lugas saya tulis, dikarenakan kesibukan dinas yang tidak bisa ditinggalkan. . Memang itulah alasan yang mendasari saya memilih mengundurkan diri. Ketika H-2, saya belum juga menerima Surat Perintah atau Surat Penunjukan sebagai Pinkoncab, saya berada dalam situasi dilematis. Terus melaksanakan tugas sebagai Pinkoncab dengan meninggalkan tugas mengajar, dengan resiko apabila ada pemeriksaan dari instansi terkait, saya harus berani bertanggungjawab. Ataukah memilih tugas dinas, toh saya belum ditugaskan secara resmi oleh Kwarcab yang ditandai dengan adanya hitam di atas putih.

"Pramuka koq sangat formalitas!", mungkin para pembaca membaca saya adalah seorang yang menjunjung formalitas daripada suksesnya sebuah kegiatan. Memang saya akui, ada benarnya bahwa kejadian pengunduran diri ini dipicu oleh hal yang sangat sepele : Formalitas semata. Namun, kalau kita melihat bahwa Pemkab Gunungkidul saat ini baru melaksanakan gebrakan positif yang harus mendapat dukungan seluruh aparatur pemerintah, yaitu penegakan disiplin para pegawai, maka selembar kertas yang bernama Surat Keputusan (SK) atau Surat Tugas menjadi hal yang sangat diperlukan. Maka ketika Kwarcab tidak mampu memberi saya selembar kertas tersebut, padahal saya sudah memintanya jauh-jauh hari dan saya ulangi berulangkali, maka jalan keluarnya adalah : MUNDUR.

2 komentar:

  1. Kak Eko, sebenarnya saya kaget membaca tulisan ini. Kayaknya ini bukan panjenengan deehhh... Saya tahu, anda adalah pribadi yang pantang menyerah dan selalu menyelesaikan setiap tugas yang ada. Kenapa sekarang mundur dari Pinkoncab, padahal Jamda sudah di depan mata?

    BalasHapus
  2. Maksih atas komentar anda, memang betul Jamda sudah di depan mata, tapi karena menurut saya SK/Surat Tugas adalah hal prinsip dan Kwarcab tida mampu memberikan, maka jalan satu-satunya adalah mundur. Alasan yang logis kan?

    BalasHapus